Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre For Qualitiy Improvement For Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language (SEAQIL) menyelenggarakan program pelatihan metodologi pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam rangka mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diikuti oleh mahasiswa bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi lintas budaya untuk calon tenaga-tenaga pengajar BIPA (mahasiswa jurusan bahasa dan sastra) agar siap untuk magang di lembaga-lembaga penyelenggara BIPA di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan ini diselengarakan pada Senin – Jumat, Tanggal 22 – 26 Maret 2021. Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka dan tatap maya. Dari 100 orang mahasiswa yang terseleksi, 30 mahasiswa di antaranya mengikuti pelatihan ini secara tatap muka yang bertempat di Depok dan menginap selama 5 hari, sedangkan 70 mahasiswa mengikuti pelatihan secara tatap maya yang dilakukan di rrumah masing-masing melalui platform online yang telah disediakan. Mahasiswa dari Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin UNJ yang berhasil masuk ke tahap seleksi berjumlah 4 orang, 1 mahasiswa PSPBM angkatan 2017 yaitu Jefry Alexander dan 3
mahasiswa PSPBM angkatan 2019 yaitu Ferdinan Hironimus, Agnes Nathania, dan Devin Miguel.
Mahasiswa yang terseleksi untuk mengikuti pelatihan tatap muka, terlebih dahulu melakukan tes protokol kesehatan seperti pengecekan kesehatan dan melakukan tes swab, lalu mereka diarahkan untuk menuju kamar masing-masing yang sudah disiapkan.
Kegiatan ini dinilai penting untuk pengenalan bahasa Indonesia di Asean. Dari hasil wawancara dengan mahasiswa PSPBM mengatakan bahwa : 1) pelatihan BIPA memiliki urgensi yaitu ingin menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional di Asean, serta ketika mengajar bahasa Mandarin, banyak pengetahuan cara-cara mengajarkan empat keterampilan bahasa yang lebih bervariasi; 2) kegiatan ini diberlakukan untuk penutur bahasa asing agar menjadi lebih baik, seperti lebih mengenalkan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang mudah dipelajari, untuk para pengajarnya memiliki wawasan tentang Indonesia yang lebih luas serta memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang mahir untuk mengajarkan penutur asing bahasa Indonesia yang baik dan benar; 3) mendapat ilmu pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing agar tidak membosankan dengan banyak metode-metode yang digunakan dan memiliki harapan untuk lebih mengembangkan metode belajar agar lebih menarik dan inovatif. (JS, RW)